Title : Crossroads
Author : ital
Rating : PG 13
Length : Oneshoot
Genre : Romance
---------------------------------------------------------------
Berjalan menelusuri persimpangan jalan yang sepi, dan aku melihat seorang
pria yang berdiri di persimpangan dengan selalu menelfon. Berulang kali ku
lalui jalan yang sama setiap hari dan selalu melihat pria itu yang berdiri sedang
menelfon di persimpangan jalan itu dengan wajah cerianya dan penampilan yang
berantakan.
-----------------------------------------------------------------
Di persimpangan jalan yang biasa ku lalui, aku tak melihat lagi
pria itu. Mungkin ia sudah menghilangkan kebiasaan yang telfon di pinggiran
jalan itu. Lebih baik jika tidak ada orang yang sembarangan telfon di pinggiran
jalan. Rabu pagi, aku melihati pria itu dengan kebiasaannya. Suatu kali aku
menegurnya, tapi ia hanya menatapku ia
tidak mengatakan sepatah kata pun. Ah sudahlah, aku malas berhubungan dengan
orang seperti itu.
Senin pagi, tak terlihat pria itu di persimpangan jalan, tak
sengaja barang yang ku bawa jatuh, setelah ku priksa ternyata plastik yang
tipis dan barang bawaan ku yang terlalu banyak. Aku segera merapikan barang barangku
yang berserakan dan cepat cepat bergegas. Langkah ku terhenti karena kaget,
pria itu sudah berada di persimpangan jalan itu lagi. Aku berjalan melewatinya terdengar
nafasnya yang terengah – engah dan anehnya ia tak sedang menelfon, saat aku
melirikan mataku terlihat keringat bercucuran keluar dari tubuhnya. Aku
bertanya – tanya apa yang di lakukan pria ini, kenapa ia tak mencari tempat
duduk untuk beristirahat malah berada di persimpangan jalan seperti ini ?. Aku
berjalan tanpa memperdulikannya.
Aneh, seriap aku bertemu pria itu di persimpangan jalan aku merasa
tak kesepian dengan mendengar suaranya, begit pun sebaliknya saat pria itu tak
muncul dipersimpanga jalan aku merasa kesepian, aku juga khawatir jika ia tak
muncul. Ada apa denganku ini?.
“Hey!”
Terdengar oleh indra ku, aku menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tak
ada seorang pun selain aku dan pria itu. Tak sengaja mata ku bertemu oleh
matanya, tatapannya sangat dalam membuat hatiku berdetak kencang.
“Hey kamu!”
“Aku ?” jawabku kebingungan
“Iya, kamu. Kemarilah”
“Ada apa ?”
“Apa kamu tidak taku berjalan di jalan yang sepi setiap
hari seperti ini ?”
“Ini siang, kenapa aku harus takut ? Dan kamu sendiri, kenapa
setia hari berdiri di persimpangan jalan ini sambil menelfon ?”
“Bukan urusan mu” jawab pria itu dengan senyuman tipisnya.
“oh ya sudah” aku berjalan meninggalkan pria itu.
Seperti baisanya, aku berjalan melalui persimpangan itu
lagi. Tiba – tiba pria itu mengikuti ku dari belakang, aku merasa rishi di
ikuti olehnya dengan penampilannya yang berantakan seperti itu.
“Hey, apa yang kau lakukan ?” Tanya ku
“Mengikutimu”
“Pergi jauh jauh dariku!”
“Kenapa ?”
“Kamu mencurigakan, kamu orang asing yang tak ku kenal”
“Orang asing ?”
“Iya” jawabku dengan ketakutan
“Baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Tobias
Four Eaton, panggil saja aku Four”
Jelasnya sambil membungkuk 90°
Aku sangat kebingungan, dan hanya diam melihat tingkah
pria ini. Ada apa dengan pria ini, apa tujuan sebenarnya pria ini?
“Bree, apa yang kau pikirkan ?”
Suaranya menyadarkan ku…
“Siapa kau ini sebenarnya ? Darimana kau tau namaku ?”
“Semua aku tau apa yang tidak aku tau darimu” jawabnya
sedikit sombong
“Kamu sangat mencurigakan, TOLONG!!!!” teriak ku cemas
“Hey, diam lah diam aku bukan orang jahat” sambil ia
menutup mulutku dengan tangannya
“Lepaskan” Ucapku yang tak jelas
“Sudah sana pulang, daaaa Bree” Ucapnya dengan
tersenyum lebar
Aku berlari ketakutan, tapi aku masih penasaran dengan
pria itu. Ia memperkenalkan diri dan menyuruhku pergi. Paginya aku kembali
melewati persimpangan jalan yang biasanya. Dan tiba – tiba di depanku muncul
pria menggunakan setelan jas dan membawa sebuket bunga. Lalu ia menarik ku dan
di sebelak kanan persimpangan sudah terparkir sebuah mobil mewah. Aku di
tariknya ke dalam dan di bawa pergi entah kemana.
“Siapa sebenarnya kau ini, dan apa yang kau inginkan
dariku, akan kau bawa kenama aku ini ?” tanyaku dengan mata berkaca kaca
“Tenanglah tenanglah, sudah ku bilang aku bukan orang jahat,
aku menyuruh pelayanku untuk mencari tau identitasmu” jawabnya dengan panic
“Pelayan ? Kau selalu terlihat berantakan dan kotor,
sekarang kau sangat rapi dan membawa buket bunga apa maksut semua ini. Aku tidak
mengerti”
“Itu penyamaranku agar tidak mencolok di lihat oleh
orang, sebenarnya setiap hari aku selalu menunggu mu di persimpangan jalan itu
aku pura pura sedang menelfon agar kamu tidak curiga dan ketakutan. Ini semua
untuk mu” Jelasnya panjang lebar
Jantung ku berdebar debar tak karuan, apakah benar aku
menyukai pria ini ? tidak mungkin sepertinya, apa yang harus aku lakukan sekarang.
“Bree, sebenarnya kau suka dengan mu sudah sangat lama.
Saat aku melihat mu di persimpangan jalan itu. Bree, aku mencintai mu. Maukah kamu
menjadi pendamping hidupku ?” Ucapnya dengan memegang tangan ku lalu
mengecupnya
Jantungku berdebar debar tak karuan lagi, pipiku
memerah mataku mulai berkaca kaca, aku masih tak percaya ada orang seperti dia.
“Aku masih tak mengerti dengan rasa ku ini, dan aku pun
tak mengenal mu, kamu juga belum mengenalku. Mana mungkin kita akan menikah ?”
“Emmm, kalau begitu mari kita mengenal satu sama lain
terlebih dahulu lalu adakan pesta pernikahan” Jawabnya
Akhirnya aku memutuskan untuk mengenal satu sama lain.
Untuk menentukan perasaan ku ini. Dari awal khawatirku, debar debar dalam dada
ku, mungkin ini kah yang di namakan cinta. Cinta yang sesungguhnya, cinta yang
murni...
-----------------------------------------------------------
THE END
-------------------------------------------------